
Hujan deras yang memicu banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera pada akhir November lalu terus meninggalkan duka. Dalam tiga hari terakhir, jumlah korban jiwa kembali bertambah 31 orang, menandakan proses pencarian dan pendataan masih berlangsung di tengah medan yang sulit.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 21 Desember 2025 pukul 06.00, total korban meninggal akibat rangkaian bencana di Sumatera telah mencapai 1.090 jiwa. Angka ini masih berpotensi meningkat, mengingat 186 orang dilaporkan hilang dan belum ditemukan.
Selain korban meninggal, BNPB mencatat lebih dari 7.000 orang mengalami luka-luka, dengan tingkat keparahan yang beragam. Ribuan korban masih menjalani perawatan di fasilitas kesehatan darurat maupun rumah sakit rujukan.
Provinsi Aceh menjadi wilayah dengan korban jiwa terbanyak. Sebanyak 472 orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut. Tak kurang dari 4.300 warga juga tercatat mengalami luka-luka.
Di Sumatera Utara, jumlah korban meninggal mencapai 370 jiwa, dengan sekitar 2.300 orang luka-luka. Sementara itu, Sumatera Barat mencatat 248 korban meninggal dan 382 orang lainnya mengalami luka-luka.
Dampak bencana tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menghancurkan tempat tinggal dan fasilitas publik. BNPB mencatat sedikitnya 147.236 rumah rusak, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat. Ribuan fasilitas umum, jembatan, rumah ibadah, hingga fasilitas kesehatan ikut terdampak di tiga provinsi tersebut.
Presiden Prabowo Subianto memastikan pemerintah akan segera membangun hunian sementara dan hunian tetap bagi warga terdampak. Ia menyatakan anggaran telah disiapkan untuk mendukung proses pemulihan pascabencana.
Selain pembangunan hunian, Prabowo juga berencana membentuk badan atau satuan tugas rehabilitasi dan rekonstruksi untuk mempercepat pemulihan wilayah terdampak. Menurutnya, meski dampak bencana besar, situasi penanganan masih terkendali.
“Ini tiga provinsi dari total 38 provinsi. Kami sudah kerahkan penanganan dan saya monitor terus,” ujar Prabowo.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menambahkan, pemerintah pusat sejak hari pertama telah menangani bencana Sumatera dengan skala nasional. Ia menyebut lebih dari 50 ribu personel TNI, Polri, dan Basarnas telah dikerahkan ke lokasi terdampak.
Pemerintah pusat juga telah mengalokasikan anggaran penanganan bencana. “Disampaikan Rp60 triliun, sudah dikeluarkan secara berangsur,” kata Teddy pada Jumat, 19 Desember 2025.
Anggaran tersebut, menurut Teddy, digunakan untuk pembangunan hunian sementara, perbaikan fasilitas publik, serta bantuan langsung kepada pemerintah daerah terdampak. Selain itu, pemerintah mengerahkan lebih dari 100 kapal, pesawat, dan helikopter, serta 1.000 alat berat untuk mendukung evakuasi dan pemulihan infrastruktur.
***
Ahmad Supardi, SustainergyID




Tinggalkan komentar