
Pemerintah mengejar target lifting minyak tahun depan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan akan melelang 7–8 wilayah kerja (WK) minyak dan gas (migas) baru pada Desember 2025.
Dikutip dari CNBC Indonesia, lelang ini menjadi bagian dari rangkaian besar rencana pemerintah membuka 75 WK hingga 2027.
“Desember nanti kita tambah lagi. Targetnya memang 75 WK itu kunci. Botol percepatan produksi harus ada isinya,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Laode Sulaeman, di kantor ESDM, Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Target itu selaras dengan ambisi pemerintah mendorong lifting minyak mencapai 610.000 barel per hari (bph) pada 2026. Laode menyebut kinerja tahun ini menjadi modal menjaga momentum.
“Strateginya kan sudah berhasil. Jadi kita pertahankan,” ujarnya.
Penawaran Bakal Lebih Masif
Dorongan membuka blok migas dalam jumlah besar juga datang dari Satuan Tugas Percepatan Peningkatan Produksi/Lifting Migas. Satgas ingin penawaran cadangan migas ke investor berjalan lebih agresif dibanding tahun-tahun sebelumnya yang dinilai terlalu konservatif.
Ketua Satgas, Nanang Abdul Manaf, menjelaskan pemerintah telah membuka akses ke lebih dari 75 blok potensial untuk dipelajari investor sebelum dilelang.
“Blok yang menerima pernyataan minat akan masuk tender formal,” ujarnya dalam Grand Launching Indonesia’s Oil and Gas Exploration 2025, Selasa (25/11/2025).
Dari target 20 blok yang ditawarkan tahun ini, 12 sudah masuk putaran penawaran pertama dan kedua. Satu blok, Blok Perkasa, bahkan dijadwalkan ditandatangani pada hari yang sama.
“Sisa delapan blok akan masuk putaran ketiga di akhir tahun, menunggu persetujuan menteri,” kata Nanang.
Ratusan Lelang Hingga 2027
Agenda besar eksplorasi ini sejalan dengan pernyataan SKK Migas yang menegaskan 75 lelang WK migas akan berlangsung sepanjang 2026–2027. Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, berharap seluruh investasi yang masuk berasal dari swasta agar tidak membebani APBN.
Indonesia, kata Djoko, masih menyimpan peluang besar. Ada 65 cekungan migas yang belum tersentuh eksplorasi, yang beberapa di antaranya berpotensi menghasilkan temuan raksasa (giant discovery).
“Potensi ini yang bisa membawa kita kembali pada swasembada energi, bahkan mencapai 1,6 juta barel per hari,” ujarnya dalam RDP bersama Komisi XII DPR, Rabu (12/11/2025).
Namun, Djoko mengingatkan tantangannya: tanpa cadangan besar baru, produksi nasional akan terus menurun.
“Kalau tidak menemukan cadangan baru, cepat atau lambat dari 1,6 juta tinggal 600. Eksplorasi itu wajib,” katanya.
***
Ahmad Supardi, SustainergyID





Tinggalkan komentar