
Di tengah upaya pencarian yang masih berlangsung dan lumpur yang belum sepenuhnya surut, jumlah korban jiwa akibat banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Selasa (9/12/2025), total korban meninggal dunia mencapai 964 orang.
Angka ini naik tiga orang dibandingkan data sehari sebelumnya yang mencatat 961 korban tewas.
“Korban meninggal dunia bertambah tiga,” tulis BNPB dalam laporan resminya, Selasa (9/12/2025).
BNPB merinci, di Aceh jumlah korban meninggal mencapai 391 orang, bertambah dua orang dari data Senin (8/12/2025) yang masih 389 jiwa. Di Sumatera Barat, korban tewas bertambah satu orang sehingga total menjadi 235 orang. Sementara di Sumatera Utara, jumlah korban meninggal tetap 338 orang dan tidak mengalami perubahan dari hari sebelumnya.
Selain korban meninggal, BNPB juga memperbarui data korban hilang. Hingga 9 Desember 2025, total korban yang masih dinyatakan hilang di tiga provinsi tersebut mencapai 264 orang.
Di Aceh, jumlah korban hilang menurun signifikan dari 62 menjadi 31 orang, seiring ditemukannya sejumlah korban dalam beberapa hari terakhir. Di Sumatera Barat, sebanyak 95 orang masih dalam pencarian. Sementara di Sumatera Utara, jumlah korban hilang justru meningkat dari 136 menjadi 138 orang.
Di sisi lain, jumlah pengungsi menunjukkan tren penurunan. Dari sebelumnya tercatat 1.057.482 orang, kini berkurang menjadi 894.101 jiwa. Meski menurun, Aceh masih menjadi wilayah dengan jumlah pengungsi terbanyak, yakni 831.124 orang. Sumatera Utara mencatat 42.503 pengungsi, disusul Sumatera Barat sebanyak 20.474 orang.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat pemulihan pascabencana, terutama perbaikan infrastruktur dan pemulihan sektor pertanian yang terdampak banjir besar di Sumatera.
Salah satu perhatian utama pemerintah adalah kondisi bendungan dan sawah milik petani yang rusak diterjang banjir.
“Tadi kita laporkan bendungan-bendungan juga banyak yang jebol, tapi kami akan segera memperbaiki. Kemudian sawah-sawah yang rusak akan kita rehabilitasi,” kata Prabowo usai meninjau pembangunan Jembatan Bailey Teupin Mane di Kabupaten Bireuen, Aceh, Minggu (7/12/2025).
Prabowo juga meminta petani tidak khawatir kehilangan mata pencaharian akibat kerusakan lahan. Pemerintah, kata dia, akan turun tangan membantu proses pemulihan agar sawah dapat kembali berproduksi.
“Sudah dilaporin ke saya, petani-petani enggak usah khawatir, sawahnya rusak. Kita akan bantu memperbaiki,” ujarnya.
Untuk menjamin kebutuhan dasar masyarakat terdampak, Presiden memastikan pasokan pangan tetap aman meski produksi lokal belum pulih sepenuhnya. Pemerintah akan mengandalkan distribusi dari daerah lain dan cadangan pangan nasional.
“Sementara belum bisa produksi penuh, maka pangan akan kita kirim dari tempat lain. Kita punya cadangan nasional cukup banyak,” tutur Prabowo.
Menurutnya, penanganan bencana dilakukan secara terpadu oleh berbagai pihak. “Setelah saya lihat kondisi, kerja semua instansi baik. Bahu-membahu antara rakyat, pemerintah daerah, polisi, dan tentara. Semua bekerja,” kata Prabowo.
***
Ahmad Supardi, SustainergyID





Tinggalkan komentar