Warga berjalan di atas sampah kayu gelondongan pasca banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). Sampah kayu gelondongan tersebut menumpuk di pemukiman warga dan sungai pasca banjir bandang pada Selasa (25/11). ANTARA FOTO/Yudi Manar

Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera terus menelan korban. Hingga Minggu (30/11/2025), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 442 orang meninggal dunia dan 402 lainnya masih hilang.

Angka ini disampaikan melalui siaran pers terbaru, memperlihatkan skala bencana yang kian meluas dari Aceh hingga Sumatera Barat.

Sumatera Utara: 217 Meninggal, 209 Hilang
Sumatera Utara menjadi provinsi dengan korban terbanyak. Total 217 jiwa dilaporkan meninggal, tersebar di sembilan kabupaten/kota, termasuk Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Deli Serdang, hingga Nias.

“Korban jiwa untuk Sumatera Utara 217 yang meninggal dunia, kemudian 209 yang masih hilang,” ujar Kepala BNPB, Suharyanto.

Lonjakan korban hilang, kini mencapai 209 orang, terjadi setelah posko-posko daerah menerima banyak laporan keluarga yang belum ditemukan.

“Laporan kehilangan masuk terus dari warga,” tambah Kepala Pusat Data BNPB, Abdul Muhari.

Sumatera Barat: 129 Meninggal, 118 Hilang
Di Sumatera Barat, 129 orang dipastikan tewas, 118 hilang, dan 16 mengalami luka-luka.

Kabupaten Agam, Tanah Datar, Pesisir Selatan, hingga Kota Padang menjadi wilayah dengan dampak paling besar.

Gelombang pengungsian juga masif: total 11.820 KK atau 77.918 jiwa kini berada di titik-titik pengungsian.

“Ini korban jiwa 129 meninggal dunia, 118 hilang, dan 16 luka-luka,” kata Suharyanto.

Aceh: 96 Meninggal, 75 Hilang
Di Aceh, korban tewas mencapai 96 orang dengan 75 orang masih dinyatakan hilang.

Data ini dihimpun dari 11 kabupaten/kota, mulai Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya, Bireuen, hingga Gayo Lues dan Nagan Raya. Sebanyak 62.000 KK telah mengungsi, memenuhi balai desa, sekolah, hingga bangunan publik yang disulap menjadi tempat penampungan darurat.

“Aceh korban jiwa meninggal dunia menjadi 96, hilang 75 jiwa,” ujar Suharyanto.

***

Ahmad Supardi, SustainergyID

Tinggalkan komentar

Sedang Tren