Tangki Raksasa Lawe-Lawe, Terbesar di Asia Tenggara Menjadi Ikon Baru Ketahanan Energi Indonesia. Foto: Pertamina

Dua tangki raksasa baru kini menjulang megah di kawasan pesisir Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Kedua tangki yang dibangun oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), subholding PT Pertamina (Persero), ini menjadi tonggak penting dalam proyek ambisius Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan–Lawe-Lawe.

Pembangunan dua unit tangki tersebut telah rampung sepenuhnya. Masing-masing memiliki kapasitas satu juta barel, menjadikannya tangki minyak mentah terbesar di kawasan Asia Tenggara.

“Dengan tambahan dua tangki ini, kemampuan inventori Kilang Balikpapan meningkat hingga dua juta barel,” ujar Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, Jumat (10/10).

Tak hanya besar, tangki ini juga mencatatkan rekor dari sisi teknis. Setiap tangki berdiameter 110 meter, lebih luas dari lapangan sepak bola dan hampir setara dengan 47 lapangan padel.

Plat baja yang digunakan mencapai ketebalan 43 milimeter, sementara total panjang pengelasannya membentang hingga 20 kilometer untuk satu tangki.

Terminal Lawe-Lawe, tempat tangki tersebut berdiri, berperan vital sebagai gerbang penyimpanan minyak mentah sebelum dikirim ke Kilang Balikpapan untuk diolah menjadi bahan bakar.

“Fasilitas ini menjadi simpul strategis dalam pengoperasian kilang,” jelas Milla.

Penguatan fungsi terminal juga didukung dengan pengoperasian Single Point Mooring (SPM) baru, dermaga terapung yang memungkinkan kapal tanker berbobot hingga 320.000 DWT untuk berlabuh dan menyalurkan minyak mentah. SPM tersebut dihubungkan ke Terminal Lawe-Lawe melalui pipa berdiameter 52 inci sepanjang 20,2 kilometer, sebagian besar di antaranya terbentang di bawah laut.

Dari Terminal Lawe-Lawe, minyak mentah disalurkan ke Kilang Balikpapan melalui pipa berdiameter 20 inci sepanjang 18,9 kilometer yang melintasi daratan dan Teluk Balikpapan.

Proyek ini telah berjalan sejak Oktober 2019, dan menurut Milla, pengisian perdana tangki dijadwalkan pada awal November 2025.

“Seluruh proyek di Lawe-Lawe juga berkontribusi terhadap peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dengan tingkat TKDN mencapai 40,49% per Desember 2024,” tambahnya.

Tangki raksasa di Lawe-Lawe menjadi komponen kunci dalam proyek RDMP Balikpapan–Lawe-Lawe yang akan meningkatkan kapasitas pengolahan dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari.

Selain memperkuat efisiensi manajemen inventori minyak mentah, keberadaan tangki ini juga mendukung produksi bahan bakar berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.

“Ini adalah langkah nyata KPI dalam mendukung pengembangan industri migas nasional yang modern dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional,” tegas Milla.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa Pertamina terus berkomitmen meningkatkan kapasitas kilang demi memenuhi kebutuhan energi domestik.

“Kilang-kilang Pertamina saat ini sudah memenuhi sekitar 70 persen kebutuhan BBM dalam negeri. Dengan beroperasinya RDMP Balikpapan dan dukungan tangki raksasa Lawe-Lawe, Pertamina akan semakin kuat memasok energi untuk seluruh Indonesia,” ujarnya.

***

Ahmad Supardi, SustainergyID

Tinggalkan komentar

Sedang Tren