Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) VIVO di kawasan Jalan Pangeran Antasri, Jakarta, Sabtu (1/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

PT Pertamina Patra Niaga mengungkapkan hingga saat ini belum ada satu pun SPBU swasta yang sepakat membeli stok BBM Pertamina, meski sebelumnya sempat ada kesepakatan dengan beberapa pihak.

Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, menyampaikan bahwa ada dua SPBU swasta yang awalnya berminat, yakni Vivo Energy Indonesia dan BP-AKR (APR). Namun, keduanya akhirnya membatalkan niatnya.

“Setelah berdiskusi, Vivo yang semula sudah menyetujui pembelian 40 ribu barel akhirnya membatalkan. Sementara APR juga memutuskan tidak melanjutkan,” ujar Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Selain itu, Shell Indonesia juga belum bisa melanjutkan pembicaraan karena masih menghadapi kendala birokrasi internal.

Menurut Achmad, salah satu faktor yang membuat SPBU swasta urung membeli stok BBM Pertamina adalah kandungan etanol dalam base fuel Pertamina. Meski kadar etanol yang ada, yakni 3,5%, masih sesuai ambang batas regulasi pemerintah (maksimal 20%), hal ini dinilai menjadi kendala teknis bagi SPBU swasta karena spesifikasi produk yang berbeda-beda.

“Kontennya aman secara regulasi, tapi setiap merek punya spesifikasi berbeda. Beberapa SPBU menyatakan siap bernegosiasi kembali pada kargo selanjutnya jika sesuai karakteristik produk mereka,” jelasnya.

Sebelumnya, Pertamina dan Vivo sebenarnya sempat mencapai kesepakatan pembelian stok BBM impor sebesar 40 ribu barel. Kesepakatan itu dilakukan melalui skema business to business.

Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, bahkan sempat menyambut baik langkah tersebut. “Kebijakan ini bukan sekadar soal impor BBM, melainkan kerja sama memastikan energi tersedia dan masyarakat terlayani dengan baik,” katanya, Senin (29/9/2025).

Roberth menambahkan, penyediaan pasokan kepada Vivo akan mengikuti prosedur dan aturan yang berlaku. “Harapan kami, dengan niat baik ini Vivo dapat berkolaborasi sambil tetap menghormati aspek kepatuhan di BUMN,” ujarnya.

Meski begitu, hingga kini proses kolaborasi belum terealisasi. Pertamina menyebut masih ada empat badan usaha (BU) swasta lain yang terus melakukan koordinasi dengan kantor pusat masing-masing terkait kemungkinan kerja sama penyediaan BBM.

***

Ahmad Supardi/SustainergyID.

Tinggalkan komentar

Sedang Tren