Pertamina Menyakini Merger 3 Subholding Hilir Migas Bakal Perkuat Kinerja Keuangan. Foto: Pertamina.

PT Pertamina (Persero) tengah menyiapkan langkah besar di sektor hilir migas dengan mengintegrasikan tiga subholding sekaligus: PT Pertamina Patra Niaga (PPN), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina International Shipping (PIS). Proses penggabungan akan dilakukan bertahap hingga Oktober 2026.

Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, menyebut integrasi ini bukan sekadar restrukturisasi korporasi, melainkan upaya memperkuat pelayanan energi kepada masyarakat. “Dengan mereka bersama-sama nanti bersatu, menjadi Pertamina yang satu melayani di downstream. Pertamina downstream ini akan bisa memperkuat pelayanan ke masyarakat,” ujarnya di Jakarta, Selasa (23/9/2025), dikutip dari Bisnis.com.

Selain memperbaiki pelayanan, penggabungan juga diharapkan memperkuat kondisi finansial Pertamina di tengah ketidakpastian ekonomi global. Agung menilai bisnis kilang belakangan ini semakin tertekan, sehingga masuknya KPI ke subholding hilir menjadi peluang memperbaiki kinerja. “Dengan penggabungan ini, kinerja finansial juga bisa tertolong,” katanya.

Rencana merger subholding ini pertama kali disampaikan Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (11/9/2025). Simon menargetkan integrasi bisa rampung pada akhir 2025. “Kami targetkan selesai pada akhir tahun ini,” tegasnya.

Namun, dokumen internal menunjukkan proses integrasi berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai Januari 2026, dengan penggabungan KPI dan PPN menjadi subholding hilir migas. Di waktu bersamaan, bisnis captive PIS akan dipindahkan ke PPN, sementara bisnis non-captive PIS dialihkan ke anak usaha PIS lainnya.

Tahap kedua berlangsung Oktober 2026, ketika anak usaha PIS, PT Pertamina Energy Terminal (PET), bersama PIS akan dilebur dengan subholding hilir hasil gabungan PPN dan KPI. Proses ini dikoordinasikan oleh BPI Danantara.

Dengan integrasi ini, Pertamina berharap bisa menekan biaya operasional, meningkatkan efisiensi rantai pasok, sekaligus menjaga ketahanan energi nasional.

***

Ahmad Supardi, SustainergyID.

Tinggalkan komentar

Sedang Tren