Rumah pompa dan reservoir air bersih yang dibangun oleh PT Pertamina EP dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), berlokasi di Desa Jatisura, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Fasilitas ini bertujuan untuk mendorong peningkatan produktivitas dan indeks pertanaman di Kabupaten Indramayu. Foto: Pertamina EP

Di bawah terik matahari Indramayu, saluran irigasi yang kini berlapis beton berkilau dialiri air. Tak jauh dari sana, jalan usaha tani sepanjang ratusan meter yang dulu becek kini bisa dilalui dengan lancar. Infrastruktur sederhana tapi vital ini resmi diresmikan pada Kamis (11/9) di Desa Jatisura, Kabupaten Indramayu.

Proyek sepanjang 718 meter itu merupakan bagian dari pemenuhan kewajiban alih fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk kepentingan umum, dalam hal ini pengembangan energi migas. Peresmian digelar oleh SKK Migas, Pertamina EP, Pemerintah Kabupaten Indramayu, serta Kementerian Pertanian, disertai penyerahan bantuan sarana dan alat pertanian.

Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Eka Bhayu Setta, menyebut persetujuan alih fungsi LP2B untuk operasi hulu migas ini adalah yang pertama di Indonesia.
“Peresmian hari ini merupakan tonggak sejarah, awal mula sinergi sektor hulu migas dan pangan. SKK Migas berkomitmen mengelola migas dengan penuh tanggung jawab, sembari menjaga keseimbangan dengan pertanian. Demi tercapainya swasembada energi dan swasembada pangan,” tegasnya.

Senada, Bupati Indramayu Lucky Hakim menyampaikan apresiasi. Menurutnya, Indramayu sebagai lumbung pangan Jawa Barat memiliki LP2B seluas 86.486 hektare yang harus dijaga.
“Upaya SKK Migas dan Pertamina EP dalam membangun infrastruktur pertanian di Jatisura diharapkan mendorong swasembada pangan sekaligus memperkuat Indramayu sebagai daerah agraris,” ujarnya.

Direktur Utama Pertamina EP, Rachmat Hidajat, menambahkan, pihaknya membangun jaringan irigasi tersier, sumur-sumur air untuk 114,85 hektare sawah, serta jalan usaha tani berbahan beton.
“Dulu saluran air hanya sederhana, jalan tani pun tanah yang mudah tergenang. Kini petani bisa lebih mudah mengairi sawah dan mengangkut hasil panen, terutama saat musim hujan,” kata Rachmat.

Selain infrastruktur, SKK Migas dan Pertamina EP juga menyerahkan bantuan berupa dua unit traktor rotari, sepuluh alat semprot, pupuk organik, agens hayati, dan benih. Bantuan ini diharapkan langsung menunjang aktivitas produksi petani.

Program ini tak hanya soal kompensasi alih fungsi lahan, tapi juga soal keberlanjutan. Petani lokal dilibatkan aktif dalam perencanaan hingga pengelolaan. Pemerintah daerah, SKK Migas, Pertamina EP, dan masyarakat setempat bersatu menjaga agar pembangunan energi dan pangan bisa berjalan beriringan.

Ke depan, perbaikan di Jatisura diharapkan jadi model penerapan kebijakan tata guna lahan yang adil dan berkelanjutan. Bukti bahwa dua sektor strategis nasional, energi dan pangan, bisa saling menopang, bukan berbenturan.

***

Ahmad Supardi, SustainergyID.

Tinggalkan komentar

Sedang Tren