Ir. Muhammad Riandhy: Mengubah Sia-Sia Jadi Manfaat. Design: SustainergyID.

Di suatu fasilitas gathering station di Rokan, malam sudah menggelap. Tapi di satu titik, api membara tinggi, menyala dari flare yang menandakan adanya associated gas yang dibakar sia-sia. Panasnya menyengat kulit, tapi yang lebih menyengat adalah kesadaran yang lahir dalam diri Ir. Muhammad Riandhy bahwa setiap semburan api itu bukan hanya polusi, tetapi energi yang hilang dari bangsa. “Setiap api yang terbuang adalah energi rakyat yang terbuang,” batinnya. Dari malam itu, tekadnya terbentuk: gas harus kembali kepada masyarakat.

Proyek Associated Gas Recovery Plant menjadi jawaban. Associated Gas yang biasanya dibuang kini ditangkap kembali, dimurnikan, dan diolah menjadi produksi nyata: 0,8 MMSCFD gas serta memberikan tambahan 60 barel kondensat per hari. Dampaknya terasa langsung. Gas sebesar itu cukup untuk menerangi 20.000 rumah tangga, sementara penurunan emisi sekitar 20% membuat udara lebih bersih bagi anak-anak sekolah di sekitar area operasi di Riau. Bukan hanya angka di laporan, tetapi napas nyata bagi lingkungan dan masyarakat.

Riandhy menekankan bahwa percepatan energi tidak boleh mengabaikan keberlanjutan. Proyek ini memberi akselerasi ganda: meningkatkan produksi sekaligus menekan jejak karbon. Dengan gas yang kembali dimanfaatkan, suplai domestik bertambah, impor berkurang, dan kedaulatan energi diperkuat. “Ini bukan sekadar slogan ‘Energy to Move Faster’,” ujarnya. “Ini bukti nyata di lapangan.”

Ir. Muhammad Riandhy (Paling kanan) di panel session ASEAN Council on Petroleum (ASCOPE) Indonesia Workshop 2025. Foto: Dok. LinkedIn Riandhy

Dari Rokan ke Panggung Global

Keberhasilan teknis itu membawanya ke panggung global. Dari ribuan makalah energi yang di submit, hanya tiga karya Perwira Pertamina yang dipilih untuk dipresentasikan di ADIPEC Exhibition and Conference, Abu Dhabi. salah satunya karya Riandhy sendiri. Ia berangkat dengan biaya pribadi tanpa dukungan dari Perusahaan, bukan untuk popularitas, tetapi untuk mengibarkan Merah Putih.

“Di depan ratusan pakar energi dunia, dengan balutan jas lengkap dengan dasi merah Pertamina, gugup itu ada. Tapi bangganya lebih besar,” kenangnya. Pengakuan itu juga datang dari dalam negeri: Associated Gas Recovery terpilih sebagai Top 3 Story yang dipresentasikan langsung dihadapan Direktur Keuangan dan Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) dalam acara Board Greetings, menegaskan bahwa proyek ini bukan sekadar inovasi teknis, tapi bagian dari strategi memperkuat portofolio dan transisi energi.

Mentorship dan Generasi Berikutnya

Setiap proyek punya tujuan jangka panjang. Bagi Indonesia, garis finish sejati adalah kedaulatan energi lintas generasi. Tugas seorang Perwira tidak hanya menggerakkan energi hari ini, tapi juga menyiapkan generasi berikutnya.

Lewat mentorship, Riandhy termasuk yang membimbing tim juara di Pertamina Digital Summit, dan melalui buku “Fueling Your Career: Panduan Memulai Karir di Industri Minyak dan Energi”, Riandhy menyalurkan pengalaman, pengetahuan lengkap mengenai industri energi, strategi pengembangan diri, dan semangat untuk terus maju bagi penerus bangsa. Dari gas yang diselamatkan untuk puluhan ribu rumah tangga, dari panggung ADIPEC di Abu Dhabi hingga peluang global senilai ratusan juta USD di Tokyo, semuanya menjadi bagian dari satu perjalanan, yaitu mempercepat transisi energi dan memperkuat kedaulatan bangsa.

Riandhy menekankan bahwa keberhasilan bukan hasil kerja tunggal, melainkan kolaborasi lintas fungsi, lintas entitas, dan lintas kepentingan. Di pengembangan PLTP Kamojang (235 MW) dan put in service PLTP Lumut Balai Unit 2 (55 MW), ia melihat langsung bagaimana berbagai tim baik di Holding maupun Subholding Pertamina berjibaku untuk unlocking tenaga panas bumi Nusantara agar memberikan listrik bersih yang stabil untuk negeri. Sebagai pembina Subholding Power & NRE, ia memimpin tim lintas fungsi untuk mengembangkan corporate dashboard monitoring yang meningkatkan realisasi revenue hingga USD 20 juta per tahun, sekaligus memastikan keputusan diambil cepat dan tepat.

Pengalaman internasional juga menjadi bagian dari slipstream global dalam akselerasi pengembangan Pertamina. Di JOGMEC Energy Transition Course Tokyo, ia mewakili Pertamina dan Indonesia mendalami tren CCS/CCUS, hidrogen, energi surya, angin, hingga geothermal. Dari forum tersebut juga, ia membuka peluang kolaborasi bernilai jutaan dolar AS untuk proyek hijau Pertamina, dari green hydrogen hingga synthetic fuels. Sebuah forum yang tidak hanya digunakan untuk belajar, namun juga bekerja sama dalam akselerasi transisi energi secara global.

Bagi Riandhy, setiap proyek, setiap peluang, dan setiap inovasi adalah cara untuk memastikan energi Indonesia tidak hanya tersedia hari ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Ia bukan sekadar pengelola proyek, namun juga penggerak energi yang menghubungkan teknologi, lingkungan, dan masyarakat dalam satu tujuan: mengubah potensi yang sia-sia menjadi manfaat nyata bagi bangsa.

***

Ahmad Supardi, SustainergyID.

Tinggalkan komentar

Sedang Tren