
Indonesia saat ini tengah memasuki babak baru dalam sejarah energinya. Jika dulu negeri ini dikenal sebagai lumbung energi fosil, yaitu batubara, minyak, dan gas. Kini arah kebijakan sudah jelas: beralih menuju energi bersih dan berkelanjutan.
Target nasional adalah mencapai 23% bauran energi terbarukan pada 2025. Namun hingga 2023, pencapaian baru masih di bwah 17%. Artinya, percepatan pemanfaatan berbagai jenis energi terbarukan di Indonesia menjadi kebutuhan mendesak, bukan sekadar pilihan.
Berikut energi terbarukan yang ada di Indonesia:

1. Panas Bumi (Geothermal)
Indonesia punya anugerah geologi yang langka: jalur cincin api yang membentang dari Sumatera hingga Maluku. Potensi panas bumi diperkirakan mencapai 23,7 GW, terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Sayangnya, kapasitas terpasang baru sekitar 2,4 GW.
Geothermal ini punya beberapa kelebihan, seperti baseload: bisa menyuplai listrik stabil 24 jam. Ramah lingkungan: emisi CO₂ jauh lebih rendah dibanding PLTU batubara. Potensi lokal, proyek banyak berada di pedesaan, membuka peluang ekonomi. Contoh daerah yang sudah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Ulu Belu (Lampung), Kamojang (Jawa Barat), dan Lumut Balai (Sumatera Selatan).
Namun, dibeberapa tempat pembangunan geothermal ini menyebabkan konflik karena dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan, seperti ancaman terhadap sumber mata air, lahan pertanian dan hutan, pencemaran air dan udara akibat gas beracun, serta risiko kerusakan bentang alam dan potensi bencana.

2. Tenaga Surya
Matahari bersinar sepanjang tahun di Indonesia. Potensi teknis diperkirakan ribuan GWp. Namun, kapasitas terpasang baru sekitar 573 MWp hingga 2023.
Program PLTS Atap sempat digadang sebagai solusi, meski terkendala regulasi. Meski begitu, di desa-desa terpencil, PLTS kecil terbukti mengubah kehidupan masyarakat.

3. Tenaga Air (Hidro)
Air mengalir, listrik pun hadir. Potensi tenaga air di Indonesia diperkirakan mencapai 95 GW, namun yang terpasang baru sekitar 6,7 GW.
Selain PLTA besar seperti Cirata (1.000 MW), ada pula PLTMH (mikrohidro) yang sangat bermanfaat di desa-desa. Bahkan kini berkembang Floating Solar PV Cirata yang memadukan surya dan hidro.

4. Tenaga Angin (Bayu)
Potensi tenaga angin Indonesia diperkirakan 60 GW, namun lokasi potensial terbatas. Proyek PLTB Sidrap (75 MW) dan PLTB Jeneponto (72 MW) di Sulawesi Selatan menjadi penanda era baru energi bayu.

5. Biomassa dan Biogas
Indonesia sebagai negara agraris punya potensi biomassa hingga 32,6 GW. Contoh pemanfaatan: Limbah sawit jadi listrik di Riau & Kalimantan. Kotoran sapi jadi biogas di Jawa Barat. Sekam padi jadi energi di Sumatera

6. Energi Laut (Gelombang, Arus, OTEC)
Sebagai negara kepulauan, Pemerintah berencana membangun pembangkit listrik berbasis arus laut hingga mencapai 40 Mega Watt (MW) pada tahap awal sampai 2034 mendatang. Meski teknologinya masih uji coba, banyak ahli percaya energi laut akan jadi bagian penting di masa depan.
Selain menurunkan emisi, pengembangan energi bersih memberi manfaat sosial-ekonomi. Menurut laporan IEA (2022), transisi energi berpotensi menciptakan 3,7 juta lapangan kerja baru di Asia Tenggara pada 2030.
Di Indonesia, energi terbarukan bisa mengurangi impor BBM, memperkuat ketahanan energi, dan memperluas akses listrik.
***
Ahmad Supardi, SustainergyID.





Tinggalkan komentar