
Pemerintah terus mengebut rencana diversifikasi energi nasional dengan memperkuat infrastruktur gas bumi. Salah satunya lewat proyek pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Dumai–Sei Mangkei (Dusem) yang dijadwalkan mulai digarap akhir 2025.
Sebagai langkah awal, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM menggelar Focus Group Discussion (FGD) Perizinan bersama pemerintah daerah, badan usaha, akademisi, hingga BUMN energi di Medan, Kamis (4/9). Forum ini jadi ajang koordinasi sebelum proyek bernilai strategis nasional itu resmi masuk tahap konstruksi.
“Proyek ini sebenarnya sudah lama didesain, tapi baru bisa dieksekusi setelah anggaran diketok Presiden. Karena itu, kami datang lebih dulu untuk memastikan kesiapan, terutama soal perizinan,” kata Plt. Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas, Agung Kuswardono.
Ia menjelaskan, pipa sepanjang 541,8 kilometer ini akan dibangun mulai Oktober 2025 hingga November 2027. Jalurnya membentang dari Belawan, Sumatera Utara, hingga Duri, Riau, melintasi 11 kabupaten/kota, termasuk Medan, Asahan, Labuhan Batu, hingga Rokan Hilir. Rute pipa juga akan bersinggungan dengan jalan tol, sungai, rel kereta, dan jaringan utilitas lainnya.

Manfaat Ekonomi dan Energi
Pipa Dusem digadang-gadang bakal jadi tulang punggung pasokan gas industri di Sumatera. Jalur ini akan menyuplai kebutuhan Kawasan Industri Medan, Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Kuala Tanjung, hingga Lhokseumawe. Selain itu, infrastruktur ini juga mendukung operasional PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang selama ini mengandalkan gas sebagai bahan baku utama.
“Pembangunan pipa ini sejalan dengan visi pemerataan energi. Gas bumi akan lebih mudah diakses, dengan harga yang kompetitif, sekaligus mendorong pertumbuhan industri di wilayah lintasan,” tambah Agung.
Akademisi ITB, Prof. Dr. Bagus Budiwantono, yang turut hadir dalam forum itu menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Kalau tidak ada kerja sama baik antara pusat, daerah, kontraktor, dan akademisi, proyek ini tidak akan jalan. Karena itu, perizinan dipersiapkan lebih awal agar tidak jadi hambatan,” ujarnya.
Pipa Dumai–Sei Mangkei merupakan bagian dari rencana besar interkoneksi jaringan gas nasional yang menghubungkan Sumatera dengan Jawa bagian barat hingga timur. Harapannya, suplai gas tidak hanya lebih stabil, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional menuju transisi energi yang berkelanjutan.
FGD di Medan ini menghadirkan berbagai instansi, mulai dari Dinas Penanaman Modal dan PTSP, Balai Jalan Nasional, BBWS, Dinas PUPR kabupaten/kota, PT Pertamina Gas, PT PGN, PT PLN Nusantara Power, hingga kontraktor kontrak kerja sama migas.
Dengan keterlibatan multipihak, pemerintah optimistis proyek strategis nasional ini akan berjalan sesuai jadwal. “Pipa Dusem bukan sekadar proyek infrastruktur. Ia adalah jembatan energi yang menghubungkan sumber daya dengan kebutuhan masyarakat, sekaligus meneguhkan komitmen pemerataan energi di Indonesia,” pungkas Agung.
***
Ahmad Supardi, SustainergyID.





Tinggalkan komentar