
Kilang Pertamina Internasional (KPI) mencatatkan kinerja gemilang pada paruh pertama 2025. Anak usaha Pertamina yang menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional ini berhasil melampaui target produksi sekaligus memperkuat efisiensi dan menekan emisi dari operasi kilangnya.
Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, mengungkapkan hingga Juni 2025, KPI telah mengolah 159 juta barel minyak mentah, sedikit lebih tinggi dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 158,6 juta barel. Dari jumlah tersebut, yield valuable product atau produk bernilai mencapai 84%, melampaui target yang telah ditetapkan.
“Sebagai bagian dari ketahanan energi nasional, kami sadar betul tanggung jawab untuk menghasilkan produk BBM dan non-BBM yang menyentuh kebutuhan sehari-hari masyarakat. Optimalisasi operasi kilang ini adalah kontribusi strategis KPI, tentu berkat sinergi internal maupun dukungan para pemangku kepentingan,” kata Milla, Kamis, 4 September 2025.
Tak hanya soal volume, KPI juga menjaga keandalan kilang dengan langkah-langkah preventif dan efisiensi energi. Energy Intensity Index (EII) KPI tercatat di angka 105, lebih rendah dari target RKAP yakni 107. Indeks ini menunjukkan konsumsi energi kilang makin efisien dalam menghasilkan bahan bakar dan produk petrokimia.
Efisiensi ini ikut berkontribusi pada program dekarbonisasi. Hingga pertengahan tahun, KPI berhasil mereduksi emisi hingga 205 ribu ton CO₂ ekivalen, melampaui target 157 ribu ton CO₂ ekivalen. “Pencapaian ini menunjukkan kilang tidak hanya produktif, tetapi juga solid dalam pengelolaan aset untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat,” tambah Milla.
Optimisme itu juga ditegaskan Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero). Menurutnya, produktivitas KPI memastikan ketersediaan BBM dan petrokimia berkualitas untuk kebutuhan nasional. “Pertamina mengapresiasi KPI yang menjaga pasokan energi negeri dengan pengelolaan kilang yang andal,” ujarnya.
Ke depan, KPI menargetkan capaian semester pertama dapat menjadi pijakan kuat untuk melampaui rencana produksi tahunan. Semua langkah dilakukan dengan komitmen ganda: menjaga ketahanan energi sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih berkelanjutan.
***
Ahmad Supardi, SustainergyID.





Tinggalkan komentar