
Angka di atas kertas bisa jadi terlihat kering. Namun ketika menyimbolkan kemandirian industri dalam negeri, capaian itu menjadi bukti nyata. Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) mencatat realisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hulu migas mencapai 69% hingga Juli 2025. Angka ini melampaui target minimum nasional yang ditetapkan sebesar 59%.
Realisasi tersebut berasal dari total kontrak pengadaan hulu migas senilai US$ 21,09 juta atau sekitar Rp 326,96 miliar, menunjukkan konsistensi pelaku industri dalam memberdayakan kapasitas lokal.
Deputi Dukungan Bisnis BPMA, Edy Kurniawan, menegaskan bahwa pencapaian ini bukan sekadar angka. Lebih dari itu, capaian TKDN adalah komitmen bersama untuk melibatkan industri lokal dalam proyek hulu migas di Aceh.
“BPMA bersama seluruh KKKS berkomitmen mendukung industri dalam negeri, sekaligus mendorong tumbuhnya pengusaha baru di sektor penunjang hulu migas. Dengan begitu, kemandirian industri nasional bisa semakin kuat,” jelas Edy.

Masih Bisa Lebih Tinggi
Tak berhenti di situ, BPMA juga menyiapkan strategi agar capaian TKDN terus terjaga hingga akhir tahun. Kepala Divisi Pengelolaan Aset dan Rantai Suplai BPMA, Iskandar Muda, optimistis angka tersebut bisa bertahan dengan outlook sekitar 64,55% di akhir 2025.
Caranya adalah dengan mengawasi penggunaan barang dan jasa lokal sejak tahap perencanaan, melakukan monitoring daftar pengadaan, hingga memastikan realisasi komitmen benar-benar dijalankan di lapangan.
“TKDN bukan sekadar capaian target, tetapi komitmen yang harus dibuktikan dalam bentuk nyata. Karena itu, pengawasan dari perencanaan hingga pekerjaan selesai menjadi kunci,” tegas Iskandar.
Industri Lokal Harus Siap
Namun, menjaga tren positif ini juga menuntut kesiapan dari pelaku industri lokal. Gunawan, dari Bidang Penerapan dan Pengawasan Kapasitas Nasional BPMA, mengingatkan pentingnya peningkatan kapasitas produksi, kualitas, ketepatan waktu, hingga harga yang kompetitif.
“Kalau produk dalam negeri mampu memenuhi standar operasi hulu migas, kita tidak hanya bisa mandiri, tapi juga bersaing di pasar global. Pada akhirnya, ini akan menggerakkan investasi, membuka lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi daerah,” katanya.
***
Ahmad Supardi, SustainergyID.





Tinggalkan komentar