
Kesadaran untuk menjaga keberlangsungan bumi kini semakin terasa di berbagai lapisan masyarakat. Isu perubahan iklim yang dulu dianggap jauh, kini hadir di depan mata. Banjir, polusi udara, hingga krisis energi adalah tanda-tanda nyata bahwa bumi membutuhkan perhatian lebih. Di tengah situasi ini, muncul gagasan besar yang disebut energi berkelanjutan, atau sustainergy. Energi ini bersumber dari sumber terbarukan yang ramah lingkungan, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa merusak alam bagi generasi mendatang.
Namun, sustainergy bukanlah sekadar istilah ilmiah yang hanya dibicarakan di ruang konferensi atau seminar akademik. Ia kini tumbuh di ruang-ruang kecil, di komunitas-komunitas yang bergerak dengan semangat gotong royong. Justru di sanalah gagasan besar ini menemukan bentuk paling nyatanya.
Salah satu contoh yang bisa kita lihat adalah Generasi Energi Bersih, atau yang akrab disapa Gen B. Komunitas ini beranggotakan anak-anak muda yang peduli pada isu lingkungan dan ingin terlibat langsung dalam mendorong transisi energi. Mereka tidak menunggu instruksi dari atas, melainkan bergerak dari bawah dengan ide-ide kreatif. Dari kampanye digital, pawai kesadaran lingkungan, hingga seminar energi terbarukan, semua mereka lakukan dengan semangat mengajak masyarakat beralih ke energi bersih.
Bahkan, langkah nyata seperti pemasangan panel surya di ruang komunitas mereka wujudkan, sebagai bukti bahwa energi bersih bukan hanya wacana, tapi sudah bisa diakses dan diterapkan. Lewat aksi-aksi ini, Gen B ingin menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal kecil.
Apa yang dilakukan Gen B sesungguhnya mengingatkan kita bahwa komunitas adalah ujung tombak perubahan. Mereka adalah pihak pertama yang merasakan dampak kerusakan lingkungan: air sungai yang tercemar, udara penuh asap, atau lahan pertanian yang rusak. Karena kedekatan inilah, komunitas sering kali menjadi yang paling peka sekaligus paling kreatif dalam menemukan solusi.
Kekuatan komunitas terletak pada kearifan lokal dan solidaritas sosial. Mereka terbiasa bekerja bersama, saling berbagi peran, dan menjaga keberlanjutan hidupnya sendiri. Nilai-nilai inilah yang membuat komunitas mampu menjadi motor penggerak dalam isu besar seperti transisi energi dan keberlanjutan lingkungan.
Namun, kita juga tidak bisa menutup mata bahwa perjalanan mereka tidak selalu mulus. Keterbatasan dana, akses teknologi, dan dukungan kebijakan kerap menjadi tantangan yang membuat langkah komunitas tersendat. Di sinilah peran kolaborasi menjadi penting. Pemerintah, perusahaan, akademisi, hingga organisasi masyarakat sipil perlu hadir bukan sebagai pihak yang sekadar “memberi bantuan,” tetapi sebagai mitra sejajar.
Kolaborasi sejati berarti memberi ruang bagi komunitas untuk memimpin inisiatifnya sendiri, sementara pihak lain hadir sebagai pendukung yang memperkuat. Dengan begitu, inovasi dari bawah bisa tumbuh lebih cepat dan memberi dampak lebih luas.
Gerakan Gen B memberi kita pelajaran berharga. Bahwa sustainergy bukan sesuatu yang abstrak, melainkan praktik yang bisa dijalankan siapa pun, mulai dari level komunitas. Dari pawai lingkungan hingga edukasi energi terbarukan, dari lokakarya tentang tenaga surya hingga ajakan hemat energi di rumah tangga, semua langkah kecil itu bila dilakukan bersama-sama bisa melahirkan perubahan besar.
Hasilnya mulai terlihat. Kesadaran masyarakat untuk menghemat energi meningkat. Semakin banyak orang mengenal sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, dan biomassa. Keterlibatan publik dalam menjaga lingkungan juga semakin kuat. Semua ini lahir dari semangat komunitas yang tidak lelah mengajak, mengedukasi, dan memberi contoh nyata.
Masa depan yang bersih memang tidak bisa tercapai dengan satu kebijakan besar atau teknologi mutakhir semata. Ia hanya mungkin diwujudkan jika komunitas diberdayakan, diberi ruang untuk berdaya, dan dijadikan mitra sejajar dalam perjalanan transisi energi. Dari komunitas, lahir langkah-langkah nyata yang sederhana, tetapi berkelanjutan.
Kita semua bisa mengambil bagian di dalamnya. Tidak harus dengan hal yang besar. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat listrik di rumah, atau ikut serta dalam kegiatan komunitas lingkungan di sekitar kita adalah bentuk kontribusi kecil yang berarti.
Dengan semangat “Dari Komunitas untuk Masa Depan yang Bersih,” kita diajak untuk percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Dan langkah kecil itu, sedang dikerjakan oleh komunitas di banyak tempat hari ini. Mereka sedang menanam benih masa depan: bumi yang lebih sehat, lestari, dan layak diwariskan untuk generasi mendatang.
***
Siti Nuraeni, Mahasiswi Universitas Borobudur Jakarta.






Tinggalkan komentar