Badak jawa. Foto: YABI

Dari rimba Ujung Kulon, kabar tentang harapan baru datang. Pemerintah Indonesia resmi memulai Operasi Merah Putih – Translokasi Badak Jawa, sebuah upaya besar menyelamatkan satwa endemik yang kian terdesak ruang hidupnya.

Kick Off Meeting operasi ini digelar pada Jumat (29/8) di Jakarta, dipimpin langsung oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, bersama jajaran Direktorat Jenderal KSDAE, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Yayasan Badak Indonesia (YABI), serta mitra konservasi nasional dan internasional.

“Ini tanggung jawab moral, sosial, dan politik kita bersama. Kita ingin memastikan anak cucu kita masih bisa melihat Badak Jawa, bukan hanya 50 tahun ke depan, tapi selamanya,” ujar Raja Antoni dalam sambutannya.

Saat ini, populasi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) hanya tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon, dengan jumlah yang amat terbatas. Kajian ilmiah mengingatkan, tanpa intervensi serius, spesies ini bisa hilang dalam waktu kurang dari 50 tahun akibat rendahnya keragaman genetik, perkawinan sedarah, dan sempitnya habitat.

Untuk itulah, Operasi Merah Putih disiapkan dengan matang. Direktur Jenderal KSDAE Satyawan Pudyatmoko menjelaskan sejumlah langkah, mulai dari pembangunan Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) sebagai lokasi translokasi, pemilihan individu badak dengan haplotipe genetik berbeda, hingga simulasi lapangan dan penyusunan pedoman etika bersama para pakar.

Kementerian Kehutanan resmi memulai Operasi Merah Putih – Translokasi Badak Jawa. Foto: Kementerian Kehutanan

Semangat kolaborasi juga ditegaskan Menteri Kehutanan. “Bekerja sendiri hampir mustahil menghasilkan sesuatu yang monumental. Karena itu kita libatkan semua pihak, dari TNI, lembaga konservasi, hingga mitra internasional. Ini adalah operasionalisasi dari spirit kemerdekaan itu sendiri,” katanya.

Dukungan penuh datang dari Tentara Nasional Indonesia. Wakil Asisten Operasi Panglima TNI, Marsekal Pertama Muhammad Taufiq Arasj, menyebut TNI menyiapkan pengamanan, logistik, hingga transportasi laut dengan alutsista Korps Marinir. “Pesan Panglima TNI jelas: siap mendukung upaya pelestarian Badak Jawa ini,” ujarnya.

Di sisi lain, Yayasan Badak Indonesia (YABI) menilai operasi ini sebagai momentum penting. Ketua YABI Jansen Manansang menyebut, translokasi ini membuka harapan baru. “Badak Jawa adalah aset mahal bangsa kita. Mari jadikan operasi ini momentum memperkuat komitmen lintas sektor untuk menjaga mereka tetap hidup di alam,” ujarnya.

Operasi Merah Putih ini bukan sekadar program konservasi, melainkan langkah strategis untuk menyelamatkan simbol kekayaan hayati Nusantara. Jika berhasil, translokasi akan memperluas habitat, menjaga kesehatan genetik, dan mengurangi risiko kepunahan satwa bercula satu khas Jawa itu.

Harapannya sederhana, namun penuh makna: agar kelak generasi mendatang masih bisa menyaksikan jejak badak menyusuri hutan, bukan hanya di buku sejarah atau film dokumenter.

***

Ahmad Supardi, SustainergyID.

Tinggalkan komentar

Sedang Tren