PLTS di Desa Singapure, Kabupaten Lahat. Foto: Pertamina

Di Desa Singapure, Kabupaten Lahat, suara aliran air dari bukit kini tak hanya menyejukkan telinga, tetapi juga menyalakan lampu rumah-rumah penduduk. Di sudut lain, panel surya berderet rapi menyerap cahaya matahari, menjadi penopang baru kehidupan warga. Inilah wajah baru desa yang merasakan langsung manfaat program Desa Energi Berdikari (DEB) dari PT Pertamina (Persero).

Program ini diresmikan pada 28 Agustus 2025 di Desa Singapure dengan tema “Energizing Community in South Sumatera through Sustainable and Inclusive Energy Transition.” Tak hanya di Lahat, dua desa lain juga mendapat sentuhan energi bersih, yakni Desa Rantau Dedap di Kabupaten Muara Enim dan Desa Sungai Gerong di Kabupaten Banyuasin.

“Sustainability menjadi kata kunci di setiap DEB Pertamina di seluruh Indonesia. Kami hadir untuk masyarakat, menghadirkan energi sekaligus membuka jalan bagi peningkatan pendapatan mereka,” ujar VP CSR & SMEPP Management Pertamina, Rudi Ariffianto.

Program DEB merupakan inisiatif Pertamina untuk mendukung transisi energi nasional. Foto: Pertamina

Melalui DEB, Pertamina ingin menunjukkan bahwa transisi energi bukan semata isu global, melainkan nyata di desa-desa. VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menambahkan, program ini bukan hanya tentang listrik ramah lingkungan, tapi juga katalisator ekonomi. “Desa Energi Berdikari bukan hanya menghadirkan energi ramah lingkungan, tetapi juga menjadi katalisator tumbuhnya ekonomi desa,” ujarnya.

Di Desa Singapure, masyarakat kini memiliki fasilitas PLTS berkapasitas 2,2 kWp yang tersambung ke sekolah, balai desa, BumDes, dan kantor desa. Sebuah PLTMH berkapasitas 10 kWh juga menopang kebutuhan listrik rumah warga. Tak berhenti di situ, warga mendapatkan mesin pengolah kopi, fasilitas dome kopi, kolam ikan, dan bioplok ikan dengan aerator tenaga surya—energi terbarukan yang benar-benar bersentuhan langsung dengan ekonomi lokal.

Cerita serupa hadir di Desa Rantau Dedap, Muara Enim. PLTMH berkapasitas 47 kWh kini menerangi rumah warga, masjid, sekolah, UMKM, hingga jalan sepanjang 4 km. Desa ini pun berkembang sebagai wisata edukasi pertanian, lengkap dengan panen kentang dan stroberi.

Sementara di Desa Sungai Gerong, Banyuasin, PLTS berkapasitas 22 kWp menopang berbagai fasilitas umum, mulai dari posyandu, sekolah PAUD, UMKM olahan perikanan, hingga kelompok nelayan. Energi bersih kini menjadi denyut baru dalam aktivitas ekonomi warga.

Kepala Cabang Dinas ESDM Regional IV Sumatera Selatan, Juhansyah, turut memberi apresiasi. “DEB Pertamina tidak hanya memberikan kemandirian energi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sejalan dengan target Net Zero Emission 2060,” jelasnya.

Melalui langkah ini, Pertamina menegaskan komitmennya mendukung agenda pembangunan berkelanjutan. Program DEB selaras dengan Asta Cita nomor 6: membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Bagi warga desa, energi bersih bukan lagi konsep jauh di kota atau seminar-seminar internasional. Ia kini hadir nyata di rumah, sekolah, dan ladang. Dari aliran sungai, sinar matahari, hingga biogas, energi terbarukan perlahan mengubah wajah pedesaan di Sumatera Selatan.

***

Ahmad Supardi, SustainergyID.

Tinggalkan komentar

Sedang Tren