Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melantik dan mengambil sumpah Laode Sulaeman sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Gedung Sarula, Kementerian ESDM. Foto: ESDM

Suasana Gedung Sarula, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, terasa khidmat pada Jumat (29/8). Menteri ESDM Bahlil Lahadalia resmi melantik dan mengambil sumpah Laode Sulaeman sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) yang baru.

Di hadapan pejabat dan undangan, Bahlil langsung memberi arahan yang tegas. Laode diminta segera tancap gas dengan memperkuat koordinasi bersama SKK Migas, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), hingga Satgas Peningkatan Lifting Migas.

“Salah satu tugas utama Dirjen Migas adalah membantu saya menjaga kedaulatan energi melalui peningkatan lifting. Saat ini lifting kita di angka 600 ribu barel, sementara target 2025 sebesar 605 ribu barel per hari,” ujar Bahlil.

Lifting Migas Jadi PR Besar

Target produksi minyak nasional memang menjadi pekerjaan rumah panjang. Setelah sempat merosot sejak 2020, pemerintah kini berupaya mengerek kembali angka lifting. Bahlil menekankan, tanpa koordinasi erat di lapangan, kebijakan yang dibuat di atas meja hanya akan berhenti di kertas.

Ia juga meminta percepatan dalam proses lelang blok migas yang belum terjual, serta revisi regulasi yang dinilai menghambat. “Segera perbaiki aturan yang menyulitkan percepatan lifting migas dan percepat tender blok-blok yang belum berjalan,” tambahnya.

 Laode Sulaeman, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas). Foto: Ist

Integritas Tak Bisa Ditawar

Lebih jauh, Bahlil mengingatkan Laode soal integritas. Ia menekankan bahwa jabatan Dirjen Migas harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan bebas dari intervensi.

“Jadikan aturan sebagai pedoman. Jangan mau dikendalikan oleh siapapun,” tegasnya. Menurutnya, dengan integritas dan aturan yang tegak, peningkatan lifting bisa berjalan seiring dengan tata kelola yang bersih.

Menanggapi arahan Menteri, Laode Sulaeman menyatakan kesiapannya untuk bekerja cepat. Ia menegaskan peningkatan lifting akan menjadi prioritas, sekaligus mempercepat proses tender lapangan migas yang tertunda.

“Kami akan mengimplementasikan arahan Bapak Menteri secara teknis dan memastikan target lifting tercapai,” ujar Laode.

Pelantikan ini menandai babak baru bagi Ditjen Migas yang memegang peran vital dalam menjaga ketahanan energi nasional. Dengan target produksi 605 ribu barel per hari di tahun 2025, langkah Dirjen baru akan sangat menentukan arah industri migas tanah air.

***

Ahmad Supardi, SustainergyID.

Tinggalkan komentar

Sedang Tren